"Tidak penting berapa kali saya terjatuh, yang lebih penting adalah seberapa sering saya bangkit untuk melanjutkan kehidupan seperti sedia kala"Bangkit dari jatuh, mungkin suatu hal yang sangat sulit sekali untuk dilakukan. Tapi dari situlah saya mendapatkan sebuah nilai dari proses pendewasaan. Sering kita mendengar banyak orang yang mengakhiri hidup mereka karena sebuah kegagalan. Entah kegagalan dalam pekerjaan, pendidikan atau percintaan. Saya pun tidak habis pikir, apa yang ada dalam pikiran mereka sehingga mereka lebih memilih mengakhiri semuanya ketimbang memulainya kembali dari awal. Yah mungkin hanya mereka dan Tuhan yang tahu.Tapi itu jelas sangat bertentangan dengan prinsip hidup saya.
Saya mempunyai sebuah analog tentang sebuah kehidupan. Saya menganalogkan sseorang pembalap. Sirkuit balap mungkin sama dengan jalan hidup kita. Adakalanya kita berjalan lurus. Adakalanya juga kita harus mengerem mendadak, berbelok ke kiri ke kanan dst. Seorang pembalap pasti mempunyai teknik dalam melibas tikungan yang disebut Racing Lane. Sebuah garis imajiner yang menggambarkan teknik seorang pembalap dalam melewati tikungan. Racing lane bukanlah sebuah garis yang sengaja dibuat untuk memandu seorang pembalap melainkan sebuah garis yang muncul dari intuisi pembalap tersebut. Racing lane diambil seorang pembalap untuk menjaga akselerasi mereka agar tidak terlalu lama dalam melewati tikungan. Inilah yang kemudian saya analogikan dalam kehidupan. Dalam melewati sebuah kehidupan yang berliku, kita pun harus mempunyai Racing lane yang menggambarkan teknik kita dalam melibas masalah dalam hidup kita. Kita harus selalu menjaga akselerasi kita dalam melewati rintangan agar kita tidak terlalu berlarut-larut dalam meratapi kegagalan. Layaknya seorang pembalap yang mengambil racing lane untuk berakselerasi setelah keluar dari tikungan, kita pun harus berakselerasi secepatnya untuk keluar dari masalah. Dalam hidup, kita sebut saja Life Lane. Sebuah teknik untuk menjaga akselerasi kita dalam melewati lika-liku kehidupan.
Itulah sekelumit kisah tentang saya dan kehidupan saya selama 24 tahun di dunia ini. Semoga kita, atau setidaknya saya, bisa mengambil pelajaran dari tulisan di atas.
Sebagai penutup, saya mengucapkan pada diri saya sendiri, Selamat Ulang Tahun yang ke 24. Semoga di usia yang semakin bertambah ini tingkat kedewasaan saya juga semakin bertambah. Amin..